Selasa, 02 Agustus 2011

Jane gadis topi jerami

Jane meneguk habis susu yang sedari tadi dia diamkan begitu saja. dia lebih memilih untuk bersiap-siap pergi ke ladang. Jane hanya seorang anak petani melon di Jepang. "Jane minum dulu susumu. jangan lupa pakai topi jerami mu. kau tau kan matahari bersinar terik dimusim panas?" kata ibunya sambil meletakkan topi jerami di pinggir Jane. Jane menoleh dan tersenyum. dia meneguk susunya hingga habis dan setelah itu dia menggerak-gerakkan tangannya sebagai bahasa isyarat. Jane seorang tunawicara, meski pun dia seperti itu dia adalah seorang gadis yang memiliki semangat tinggi. "Iya Jane, hati-hati sayang. setelah pulang dari ladang kau akan temukan makanan kesukaanmu sudah terhidang di atas meja." Ibunya tersenyum dan mencium pipi anaknya. Jane tersenyum, dia mengambil topi jeraminya dan berlari menuju ladang. Jane lahir dari ibu asli Jepang dan ayahnya juga asli orang Jepang tetapi memiliki darah indian dari kakek jane. sehingga Jane tumbuh menjadi anak berkulit hitam manis dan bermata sipit.
Dia selalu berpikir, kenapa dia tidak memiliki kulit putih dari ibunya dan mata bulat dari ayahnya. dan kenapa dia memiliki nama yang aneh. Dia ingin tau mengapa dia dinamakan jane, bukan Sora atau oun Hime seperti nama teman-temannya yang bersekolah di tempat yang sama. Jane bersekolah di sekolah luar biasa. Tetapi nama sekolah Jane adalah sekolah bintang malam. kata guru jane, sekolah ini untuk anak-anak yang baik dan bersinar. bersinar di hati orang tua mereka.
Jane sekolah dari hari senin sampai sabtu. Karena sekarang hari minggu jane akan membantu ayahnya bekerja di ladang.

***
Kira-kira lima belas menit perjalanan, jane sampai di ladang. dia melihat ayahnya sedang menyemprotkan air ke tanaman melon yang sudah berbuah. jane menepuk punggung ayahnya. kemudian, dia mulai menggerak-gerakkan tangannya. "Halo juga Jane, kau bisa membantu ayah sekarang? kau lihat petakan tanah di sana itu? ayah sudah menggemburkannya. Lalu tugas mu, semaikan benih-benih melon ini ke tanah itu. kau tau kan caranya? dulu ayah sudah mengajarimu bagaiman melakukannya." ayah memberikan bibit melon ke tangan Jane. Jane mengangguk menandakan dia mengerti. dia segera berlari menuju petakan tanah yang tadi ditunjukkan oleh ayahnya. "Hati-hati Jane!" teriak ayah, namun jane tidak memberikan isyarat apapun.

***

sesampainya di petakan tanah yang telah ditunjukkan oleh ayahnya, Jane mulai bekerja. Dia ambil beberapa benih dan mulai menyemainya. Setelah semua itu selesai, Jane memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Melihat hasil kerja dengan caranya sendiri. Jane tersenyum puas, ayahnya akan bangga dengan hasil kerjanya.

***

Jane kembali ketempat ayahnya. di sana ayah telah menungggunya untuk pulang. "Sudah beres Jane? terima kasih kau telah membantu ayah di ladang. minggu depan kita akan pergi ke kota untuk menjual melon yang telah ayah panen. di sana kau bisa membeli sepatu dan baju baru. kau paham?" jane mengangguk dan tersenyum senang.
Dia memiliki ayah dan ibu yang baik. meski dia tidak seperti anak yang lain, ayah dan ibu tidak pernah memarahinya, apalagi menyiksannya. jane menggenggam tangan ayahnya. dia ingin mengucapkan terima kasih, tetapi dengan keadaanya dia mengganti ucapan dengan perlakuan. t.e.r.i.m.a k.a.s.i.h

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

apakah isi blog ini menyenangkan untuk dibaca?